Assalamualaikum Wr Wb.


Selamat Datang pada blog ITMi wilayah propinsi DKI Jakarta,

Blog ini beralamatkan http://www.itmidkijakarta.blogspot.com



Insya Allah Blog ini memuat kegiatan-kegiatan DPW ITMI DKI Jakarta beserta kelima DPD-DPDnya yang tersebar dilima wilayah kota Administrasi Jakarta yang bertujuan untuk mensyiarkan Islam ketengah-tengah Masyarakat luas sehingga menyebarluas keseluruh Negara yang berada ddi Dunia ini.


Jadwal Shalat

Pilih Negara dan Kota tempat anda berada
Prayer Times For 6 Million Cities Worldwide
Country:

Kalender Masehi

Kamis, 14 Oktober 2010

Penerbitan Al-Quran Braille Pertama di Indodnesia

Tahun 1965, YAKETUNIS mulai menrbitkan Al-Qur'an Braille menggunakan mesin Perkins untuk kepentingan sendiri dan sebagian diberikan kepada beberapa tunanetra yang membutuhkan. Pada tahun 1966, YAKETUNIS menrima Al-Qur'an Braille dari Pakistan yang telah menggunakan harokat isba'iyah dan tanda waqaf.



Selanjutnya hal tersebut digunakan untuk menyempurnakan Al-Qur'an terbitan YAKETUNIS. Sebab Al-Qur'an Braille terbitan Yordania belum menggunakan harokat isba'iyah dan tanda waqaf. Sejak saat itu, YAKETUNIS mulai mengirimkan kepada beberapa lembaga pendidikan tunanetra.
Sedangkan bapak Drs. Fuady Azis, telah menyusun buku pedoman penulisan arab braille Qawa'idul Imla, lil Kitabati Annaviroti tahunm 1969.Buku tersebut merupakan Al'arobiyati pedoman penulisan arab braille pertama di Indonesia.
Menurut bapak Abdullah Yatimpiatu dari Yayasan Penyantun Wiyata Guna Bandung beliau pernah menulis Al-Qur'an Braille Zud I pada tahun 1959, tetapi tidak disosialisasikan kepada siapapun. Pada tahun 1963, bapak Drs. Margono Pusposuarno menulis al-
qur'an zud I dan zud XXX menggunakan huruf latin braille.

Sehingga huruf Ain ditulis dengan "ng", huruf tho dengan "th", huruf tsa dengan "ts", huruf kho dengan "kh" dan seterusnya.
Penerbitan Al-qur'an Braille di Bandung pada tahun 1976 oleh Yayasan Penyantun Wiyata Guna menggunakan seng plat atau braillepres dengan kertas Padalarang. Kegiatan tersebut dimulai dengan musabaqoh Tilawatil Qur'an tunanetra tahun 1974 serta dengan menyusun konsep Al-Qur'an Braille menggunakan Rasm Unsmaniah memenuhi fatwa al-Qur'an dalam Muker ke1 tahun 1974, hal ini dikonsultasikan kepada YAKETUNIS.
Perkembangan Al-Qur'an Braille mendapatkan respons yang sangat positif dari pemerintah maupun masyarakat pengguna.

Pemerintah memberikan bantuan berupa karyawan dan biaya oprasional.Bahkan penrbitan al-Qur'an mendapatkan biaya dari anggaran proyek Pelita (Pembangunan Lima Tahun).
Pada tahun 1973, YAKETUNIS mendapatkan bantuan mesin braille electric Machine corporation dari Departemen Agama Republik Indonesia.Mesin ketik tersebut bentuknya seperti mesin ketik biasa namun menghasilkan huruf braille dan menggunakan listrik. Hal itu menambah besar kapasitas YAKETUNIS dalam menerbitkan Al-Qur'an Braille. Pada tahun 1975, mendapat thermoform bantuan dari departemen Agama RI.
Secara berturut-turut tahun 1975-1977 YAKETUNIS menrbitkan Al-Qur'an Braille setiap setiap tahunnya kurang lebih 250 set al-qura'an dengan menggunakan anggaran proyek Pelita.Al-qur'an tersebut dikirim keseluruh lembaga tunanetra di Indonesia bahkan sampai ke Malaysia.

Pada tahun 1976 pemerintah Malaysia mengirimkan dua orang tunanetra melalui Yayasan Tengku Abdurrahman, untuk belajar Al-Quran Braille di Indonesia, kemudian Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Agama RI memberikan beasiswa kepada dua orang tunanetra tersebut. Beliau berdua adalah Muhammad Nur bin Awang Ngah dan Hamzah bin Ammah dan mempelajari Al-Qur'an Braille di YAKETUNIS selama dua tahun.
CopyRightCopyRight All RightsReserved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar