Pada tahun 1951,PBB dalam hal ini Unesco mengesyahkan abjad hijaiyah dan tanda syakl tetapi tidak menetukan bentuk rasm penulisan Al-Qur'an Braille.
Al-Qur'an Braille terbitan Yordania ditulis dengan rasm imla'i menurut kaidah nahwiyah. Begitu pula Al-Qur'an Braille terbitan Pakistan tahun 1962 juga menggunakan rasm Imla'i.Al-Qur'an terbitan Arab Saudi tahun 1997, rasm nya juga imla'i.Di Indonesa Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Indonesia (YAKETUNIS) sebagai penerbit Al-Qur'an pertama menggunakan dasar Al-qur'an Braille terbitan yordania dan Pakistan.Sistem penulisannya sama dengan Al-Qur'an Braille internasional yaitu dengan rasm imla'i.
Sesuai dengan fatwa Ulama dalam Muker ke 1 di Ciawi tangal 5-9 Februari 1974, bahwa Al-Qur'an di Indonesia ditulis dengan rasm usmaniyah, maka Yayasan Penyantun Wiyata Guna menyatakan bahwa telah menulis Al-Qur'an Braille dengan rasm usmaniyah pada tahun 1976. Inilah pertama kali penulisan Al-Qur'an Braille dengan rasm usmani walaupun kenyataannya hanya sedikit sekali yang mengikuti rasm usmani. Hal itu disampaikan kepada Departemen Agama Ri.
Mensikapi hal ini Departemen Agama RI memberikan kesempatan kepada YAKETUNIS yogyakarta dan Yayasan Penyantun Wiyata Guna Bandung untuk menyampaikan makalah dalam Muker ke-II di Cipayung tanggal 21-24 Februari 1976 dengan judul " Dapatkah tanda baca arab braille ditetapkan dalam rasm usmaniyah " adapun kesimpulannya adalah tanda baca braille dapat digunakan untuk menulis Al=Qur'an Braille rasm usmaniyah.
Semoga bermanfaat.CopyRightCopyRight All RightsReserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar